Jumat, 29 Mei 2020

Cara Mengatasi Sifat Pasif

  1. 1
    Ketahui cara berinteraksi yang biasa Anda lakukan. Sebelum melakukan perubahan, Anda harus mengetahui sifat Anda sendiri. Jika Anda sudah terbiasa bersikap asertif dalam kehidupan sehari-hari, mungkin Anda hanya perlu melakukan perubahan kecil. Namun, ada perbedaan besar antara bersikap asertif dan agresif. Anda bisa dikatakan bersikap sangat pasif jika:[1]
    • Tidak mau menyatakan pendapat
    • Memilih lebih banyak diam
    • Mengatakan ya, padahal Anda sebenarnya ingin bilang tidak
    • Tetap mengambil tanggung jawab, meskipun Anda sudah tidak sanggup
  2. 2
    Kenali apakah ada rasa takut. Jika Anda tidak berani menyatakan pendirian atau kesulitan mengatakan tidak kepada orang lain, mungkin Anda takut akan membuat orang lain tidak senang.[2] Ketika Anda bersikap pasif dalam situasi tertentu, bertanyalah kepada diri sendiri apa yang Anda takutkan. Ingatlah bahwa satu-satunya cara mengatasi ketakutan adalah dengan mengakui keberadaannya.
    • Mengatakan kepada diri sendiri bahwa Anda “harus” mendapatkan persetujuan dari orang lain menunjukkan adanya distorsi kognitif. Anda sedang mengajukan permintaan yang tidak realistis kepada diri sendiri jika merasa “harus” dan “wajib” melakukan hal-hal tertentu.
    • Apa yang orang lain pikirkan tidak mencerminkan harga diri Anda, tetapi sering kali merupakan cerminan dari masalah yang sedang ia hadapi.
    1. 3
      Pikirkan apakah ketakutan yang Anda rasakan akan benar-benar terjadi. Mungkin Anda merasa takut tidak diterima karena Anda takut dimarahi atau ditolak. Dengan kata lain, Anda memilih bersikap pasif dalam situasi tertentu karena merasa khawatir akan akibat yang mungkin terjadi jika Anda bersikap asertif. Namun, memikirkan bahwa Anda akan benar-benar dimarahi dan cara menghadapinya bisa membantu Anda mengatasi ketakutan dan bersikap asertif. Untuk itu, ajukan beberapa pertanyaan berikut kepada diri sendiri:[3]
      • Apa yang akan terjadi sehingga membuatku takut jika aku bersikap asertif?
      • Apa buktinya bahwa sikapku akan membuat orang lain marah? Contohnya, apakah ia pernah marah?
      • Apakah aku punya bukti bahwa ia tidak akan marah?
      • Apa yang akan terjadi?
      • Apa yang bisa aku lakukan untuk melindungi diri sendiri jika ia marah?
    2. 4
      Jangan merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan perasaan orang lain.Adakalanya, Anda tidak bersikap asertif agar tidak melukai perasaan orang lain. Namun, sikap Anda bisa disalahartikan, meskipun Anda berniat baik. Jangan lakukan jika Anda tidak mau melakukannya atau memilih tidak bersikap asertif karena takut melukai perasaan orang lain.[4]
      • Bersikap asertif berbeda dengan tidak berperasaan. Berusahalah bersikap asertif tanpa menyakiti perasaan orang lain, meskipun terkadang hal ini tidak bisa dihindari.
    3. 5
      Jangan merasa bersalah. Adakalanya, Anda melakukan apa yang tidak Anda sukai karena berpikir orang lain tidak mau melakukannya. Akan tetapi, merasa bersalah dengan alasan yang salah bukanlah cara yang baik bagi diri sendiri dan harga diri Anda.
      • Orang-orang biasanya memiliki kemampuan dan akan menemukan cara lain agar keinginannya terpenuhi. Anda boleh menolak permintaan orang lain.[5]
      • Teman Anda mungkin akan mengatakan bahwa Anda pasti mau membantunya jika Anda benar-benar peduli kepadanya. Ia sedang memanipulasi Anda dan ini tidak adil bagi Anda. Keinginan Anda sendiri juga penting. Jika dibiarkan, perlakuan seperti ini akan membuat Anda kecewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar